High heels merupakan style untuk menambah menariknya penampilan. Wanita jadi kelihatan lebih anggun dan menarik dengan menggunakan sepatu hak tingi. Tapi masalahnya high heels ini tidaklah senyaman yang dilihat dalam pemakaian dengan waktu tang lama. karena sepatu jenis ini dapat menimbulkan rasa sakit pada kaki.
Terutama pada penari cha cha. merupakan keharusan dari para penari karena menambah kesan elok disandingkan dengan busana yang dikenakan. John Moores, peneliti dari Inggris, melakukan penelitian mengenai dampak pemakaian high heels pada para penari, khususnya penari ballroom. Memakai sepatu hak tinggi merupakan praktek yang harus dijalani diantara penari ballrom dan penari Latin profesional.
Penelitian dilakukan dengan cara mengukur tekanan permukaan bawah kaki enam penari Latin profesional saat mereka menari sambil bertelanjang kaki, dan saat mereka memakai sepatu hak tinggi, yang terdiri atas dari sepatu dengan hak 4,5 cm, 7,5 cm dan 10 cm. dari hasil yang didapat terlihat adanya perbedaan bekas tekanan pada kaki.
Hasilnya diketahui bahwa sementara penari menari memakai sepatu hak tinggi - tak peduli seberapa tinggi hak nya, ternyata tidak proporsional dengan tekanan yang dihasilkan jari kaki. Menari dengan sepatu hak tinggi 4-inch (10 cm), ternyata menambah tekanan tiga kali lipat pada jari kaki.
Melakukan gerakan tari dengan sepatu hak tinggi berarti menambah pergeseran yang lebih besar dalam tekanan dari tumit hingga ke depan kaki. Perubahan distribusi tekanan dapat menyebabkan bagian plantar fasciitis iritasi dan pembengkakan pada bagian bawah kaki yang mengarah ke penambahan rasa sakit di bagian tumit.
Peneliti menyarankan pemakai sepatu hak tinggi memakai sepatu yang memberikan bantalan yang memadai untuk menghindari kondisi tersebut. Selanjutnya, para peneliti ilmuwan berharap untuk menemukan cara untuk memperbaiki desain sepatu dansa .
Tampilkan postingan dengan label life style. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label life style. Tampilkan semua postingan
Kamis, 14 Oktober 2010
Sabtu, 18 September 2010
Total Orgasme Pria Kurang dari 3 Jam
Sebagian besar pria biasanya akan dengan mudah untuk mencapai puncak kenikmatan seks alias orgasme. Tapi tahukah Anda, hingga usia 40 tahun, rata-rata total orgasme yang dirasakan pria kurang dari 3 jam.
Orgasme adalah sensasi fisik dan emosional yang terjadi di puncak kenikmatan seksual. Orgasme berupa gerakan yang mendadak, kontraksi dan disertai dengan adanya gelombang gairah seksual.
Dalam hal ini otak memainkan peranan besar untuk mencapai orgasme yaitu tubuh mengirimkan pesan ke otak. Tanpa adanya saraf yang mengirimkan impuls ke sumsum tulang belakang dan otak, maka orgasme tidak akan mungkin terjadi.
Seorang ilmuwan dan ginekolog dari Singapore Gleneagles Hospital menunjukkan bahwa rata-rata orgasme yang dirasakan pria hingga usia 40 tahun kurang dari 3 jam.
Gaya hidup zaman sekarang yang semakin sibuk, membuat pasangan hanya aktif melakukan hubungan seks sebelum dan beberapa waktu setelah menikah.
Dr Fang menjelaskan, seseorang pria memiliki orgasme rata-rata sekitar 2,5 detik pada usia 18 hingga 58 tahun. Bila sekarang ia berusia 40 tahun dan aktif melakukan hubungan seksual dua kali seminggu, maka total orgasme yang dirasakan selama hidupnya adalah 2 jam, 53 menit dan 20 detik.
Dan bila seorang pria bisa hidup hingga berusia 78 tahun, maka ia akan bisa mengalami orgasme 2,02 detik setiap kali berhubungan seksual. Dokter di China memperkirakan bahwa pria usia 78 tahun bisa merasakan 16 jam orgasme selama hidupnya.
Langganan:
Postingan (Atom)